Sunday, May 8, 2011

Mengapa Allah Menciptakan Mimpi?

Mimpi, suatu alam lain yang dibenamkan dalam ruh kita. Sama nyatanya dengan alam dunia. Namun mengandung hukum-hukum yang agak berbeda.

Terkadang kita dapat terbang di alam mimpi. Terkadang kita dapat berjumpa dengan orang yang telah lama meninggal dunia. Ada yang berjumpa dengan ulama terdahulu, atau bahkan berjumpa Nabi SAW.
Terkadang mimpi hanya dianggap bunga tidur. Ada pula mimpi yang benar yang biasa dialami oleh para nabi dan orang mu’min. Lalu apa manfaat mimpi bagi orang kebanyakan?
Allah menciptakan sesuatu itu bukanlah tanpa manfaat. Termasuk mimpi. Terkadang, Allah memberikan wahyu melalui mimpi. Hal ini telah berlaku kepada Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, dan Nabi-Nabi lainnya. Terkadang mimpi menjadi isyarat bagi ulama shalih tertentu. Melalui mimpi, orang-orang tertentu dapat bertemu dengan Nabi SAW.
Tetapi, diluar mimpi-mimpi mulya tersebut juga berlaku mimpi-mimpi biasa pada kebanyakan orang. Apa manfaat dari mimpi-mimpi biasa ini?
Ternyata, mimpi biasa juga mengandung manfaat yang luar biasa. Mimpi membuktikan bahwa otak dan ruh kita tidak pernah tidur.
Ruh kita selalu berpindah-pindah alam. Dari alam azali ke alam dunia. Di alam dunia pun, ruh kita berulang-alik ke alam mimpi hingga ruh kita ini berpindah ke alam qubur dan alam-alam selanjutnya.
Alam mimpi adalah alam lain yang dibenamkan ketika kita mengalami alam dunia. Kita dapat memasuki alam mimpi ini ketika jasad kita di alam dunia ini tidur. Saat itu ruh kita beralih ke alam mimpi.
Jika kita sedang browsing suatu situs, lalu kita membuka tab atau window baru, dan membuka situs yang lain, seperti itulah keadaan ruh kita. Fokus kepada salah satu tab atau jendela, bukan berarti situs di tab atau jendela lain tidak terbuka. Tetap terbuka, tetapi kita tidak fokus kepada situs tersebut.
Jasad kita di alam dunia tetap ada, tetapi ruh kita tengah fokus kepada kehidupan di alam mimpi.
Mimpi, seperti telah dikatakan, menjadi bukti bahwa otak dan ruh kita terus bekerja. Tetapi bukan pada alam sadar, melainkan pada alam bawah sadar atau lebih dalam lagi.
Alam bawah sadar kita terus bekerja, terus menyerap dan mengolah data. Apa yang baru kita pelajari akan disimpan di bagian ini, diolah dan dikembangkan.
Data yang dikumpulkan sejak lahir dan dibenamkan sebelum lahir itu sebenarnya tidak pernah hilang. Hanya saja, terkadang alam sadar kita agak sulit mengaksesnya. Alam mimpi dapat menjadi jembatan untuk mentransfer data dari alam bawah sadar ke alam sadar.
Segala bahasa telah dibenamkan ke dalam otak kita. Ia dapat dibangkitkan melalui komunikasi yang didengarnya di alam sadar dan alam mimpi. Itulah yang terjadi pada bayi. Terkadang kita juga bermimpi dapat berbicara dalam bahasa asing dengan benar. Bahkan terkadang kita bermimpi tengah membaca ayat dengan melihat salah satu halaman Al-Qur`an yang belum pernah kita hafal.
Ketika membaca ayat Al-Qur’an, walau alam sadar kita tidak berusaha menghafalnya, namun alam bawah sadar kita menyimpannya dalam data visual. Seperti komputer yang menyimpan gambar dari suatu halaman dari Al-Qur’an. Sehingga kita dapat membacanya dalam alam mimpi.
Kemampuan bayi seperti berbicara, merangkak, dan berjalan juga dikuatkan melalui mimpi. Kemampuan anak dalam mengendarai sepeda juga dikuatkan melalui mimpi. Pemahaman kita terhadap suatu pelajaran yang sama sekali baru juga dapat dikuatkan melalui mimpi.
Penelitian di Universitas Harvard menunjukkan bahwa orang yang tidur dan bermimpi setelah belajar akan 10 kali lebih cepat dalam memahami pelajaran daripada mereka yang tidak tidur dan terus memaksakan diri untuk memahami melalui alam sadar. Suatu kesulitan juga sering menjadi lebih mudah setelah kita tidur.
Pemimpin riset, Professor Robert Stickgold, berpendapat bahwa bukan mimpi yang membuat fikiran menjadi lebih baik tetapi bagian dari otak yang bekerja keras untuk mengingat cara yang harus dilakukan kemudian dijabarkan pada mimpi yang lalu berujung pada perbaikan kemampuan.
Prof. Stickgold menambahkan, masih ada cara untuk mengambil keuntungan dari fenomena ini untuk meningkatkan pembelajaran dan memori. Sebagai contoh, mungkin akan lebih baik untuk mempelajari dengan keras sebelum Anda pergi tidur di sore hari, atau untuk tidur siang setelah belajar.
“Beberapa orang telah melihat mimpi sebagai hiburan, tetapi riset ini menunjukkan bahwa mimpi adalah produk sampingan dari pengolahan memori,” pungkasnya.
Itulah diantara manfaat mimpi. Dan tentunya masih banyak lagi manfaat lain dari mimpi yang jika dituliskan dalam berjilid-jilid buku tidaklah akan cukup.
Ya Allah, ya Rabbana, tiadalah Engkau menciptakan mimpi dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

sumber: islamic blog

0 comments:

Post a Comment

Kunjungi Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Free Host | lasik surgery new york