Mungkin sebagian orang
bertanya, “Mana yang lebih mulya, manusia atau malaikat?”. Sebagian
pendapat mengatakan bahwa malaikat lebih mulya dari manusia. Sebagian
lagi berpendapat bahwa manusia lebih mulya dari malaikat.
Mereka yang berpendapat bahwa
malaikat lebih mulya dari manusia, berpegang pada dalil, diantaranya
dari sebuah hadits qudsi yang cukup panjang:
وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
…Dan jika dia mengingat-Ku pada
suatu khalayak, maka Aku mengingatnya pada suatu khalayak yang lebih
baik dari mereka. (Shahih Bukhari no. 6856)
Ada yang menafsirkan bahwa “khalayak yang lebih baik dari mereka” adalah malaikat. Pendapat ini juga didasarkan pada ayat:
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ
سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ
إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka setan membisikkan pikiran
jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam
surga)”.(QS. Al-A’roof: 20)
Menurut sebagian pendapat, ayat
ini menunjukkan bahwa malaikat lebih mulya dari Adam dan keturunannya
secara muthlaq. Karena yang kekal itu lebih baik dari yang fana, maka
malaikat lebih baik dari bani Adam. Namun pendapat ini umumnya dipegang
oleh kebanyakan filosof, kaum mu’tazilah dan sebagian kecil dari Ahlus
Sunnah dari ahli tashowwuf dan sebagian dari kaum zhohiriyyah.
Sebagian pendapat mengatakan
bahwa malaikat lebih mulya dari manusia kecuali dari para Nabi. Sebagian
pendapat mengatakan bahwa malaikat lebih baik dari manusia, termasuk
dari para nabi, kecuali dari Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alayhi wa
alihi wa sallam.
Dalil yang menunjukkan bahwa
Para Nabi lebih baik dari malaikat diantaranya adalah Allah menyuruh
malaikat untuk sujud menghormati Nabi Adam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا
Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka
sujudlah mereka. (QS. Al-Baqoroh: 34)
Dan Allah memulyakan Adam dengan pembelaan Allah atas Adam dengan firman-Nya:
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Allah berfirman: “Hai iblis,
apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa)
termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”.(QS. Shood: 75)
Allah juga memilih para Nabi dan mengunggulkan mereka dari semesta alam.
إِنَّ اللَّه اِصْطَفَى آدَم وَنُوحًا وَآل إِبْرَاهِيم وَآل عِمْرَان عَلَى الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, dan Nuh, dan keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran atas semesta alam. (QS. Ali Imran: 33)
Keluarga Ibrahim dan keluarga
Imran menjadi mulya karena pada keluarga mereka ada anggota keluarga
yang menjadi Nabi. Dan Allah mulyakan bani Adam dengan menjadikan dari
antara mereka Nabi dan Rasul.
Dan Allah memulyakan manusia
dengan menjadikan mereka sebagai khalifah dan ditundukkan bagi mereka
segala apa yang dilangit dan di bumi.
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya. (QS. Al-Jatsiyah: 13)
Jadi, mana yang lebih mulya,
manusia atau malaikat? Dalam hadits itu, khalayak yang lebih baik itu
menurut kebanyakan pendapat adalah malaikat. Karena malaikat adalah
makhluq yang tidak berma’siat dan selalu tho’at kepada Allah. Dan kita
mengakui bahwa makhluq yang seperti itu adalah makhluq yang lebih baik
dari makhluq yang berma’siat.
Tetapi ketaatan malaikat
merupakan sifat aslinya yang mana Allah menciptakan mereka demikian.
Sedangkan ketaatan manusia merupakan kemenangan setelah berjuang melawan
nafsunya, syahwatnya, hawa nafsunya, murkanya. Malaikat itu
diselamatkan dari bisikan syaithan. Sedangkan manusia selalu mendapatkan
bisikan syaithan. Manusia belum pernah melihat Allah, belum pernah
melihat surga, belum pernah melihat neraka. Sehingga ibadah manusia itu
lebih sulit.
Jadi, manusia itu lebih mulya
dari malaikat, jika mereka terus menjaga fitrah mereka. Namun manusia
menjadi makhluq paling hina, jika ia tidak menjaga fitrah mereka dan
mengikuti hawa nafsu mereka.
لَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ
سَافِلِينَ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ
أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tiin: 4-6)
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ
مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami
muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (QS. Al-Isra`: 70)
Telah disepakati bahwa para
Nabi lebih mulya dari para malaikat. Sedangkan selain para Nabi, maka
kembali kepada tingkat keshalihan dan ketaqwaan mereka. Jika mengikuti
pendapat yang masyhur dari jumhur Ahlus Sunnah, maka para shalihin,
syuhada, ataupun shiddiqin dari bani Adam itu lebih mulya dari jenis
makhluq lainnya.
Jadi, ketika manusia biasa
mengingat Allah dalam suatu jama’ah, maka Allah akan memulyakan,
menyebut-nyebut, dan membanggakan manusia itu di hadapan para malaikat,
yaitu makhluq yang lebih mulya dari manusia pada umumnya, yang terkadang
-bahkan sering- berma’siat. Jika seluruh jama’ah yang berdzikir itu
adalah dari orang-orang shalih, maka akan dimulyakan di hadapan khalayak
yang lebih mulya lagi, yaitu para Nabi, para Rasul, dan arwah para wali
yang derajatnya lebih mulya dari mereka. Wallahu a’lam.
sumber: blog of muslim
0 comments:
Post a Comment